Sep 12, 2012

Sebelum Aku Bernikah: Solemnization



Hari ini jom kita share knowledge pasal pernikahan pula.

Entry nie tajuk asal nya: Pernikahan tapi cik buah hati saya tu pagi tadi tetiba use this kind of words.

At first meng'google' lah jugak ape maknanya. Rupanya an act of religious marriage or in other simplified works for us muslims - 'Nikah'.

Ok, start our topics here. :)


Islam memberikan perhatian yang sangat besar dalam pembentukan sebuah keluarga, karena keluarga merupakan suatu organisasi asas yang bakal menentukan terbentuknya sebuah masyarakat yang lebih luas. Mendirikan dan membentuk sebuah keluarga yang islamik, sakinah, mawaddah wa rahmah harus dimulai dengan meletakkan batu asa keislaman yang teguh, yang dimulai dengan memilih jodoh yang solehah, proses walimatul ‘urus, membangun keluarga dari tahap awal, dan mendidik anggota keluarga bermula dari diri sendiri.

Allah s.w.t telah berfirman:

“Dan kahwinkanlah orang bersendirian (belum kawin) di antara kamu” (an-Nur: 32)

Sabda Rasulullah s.a.w.:

“Nikah itu adalah sunnatku, maka barangsiapa yang benci kepada sunnatku, niscaya telah membenci aku.”

”Ambillah isteri, karena beristeri lebih membuka pintu rezeki bagi kamu.” (HR. Thusiy)

“Barangsiapa yang mampu untuk berumahtangga, maka hendaklah ia menikah kerana yang demikian itu dapat memelihara mata dan menjaga kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu maka hendaklah ia berpuasa kerana puasa itu adalah dapat menahan keinginan (hawa nafsu).”

“Jika yang datang meminang kepada kamu orang yang kamu percaya tentang agamanya dan amanatnya, maka sebaik-baiknya kamu menikahkannya saja. Jika tidak, dikawatirkan akan menjadi fitnah di atas muka bumi dan kecelakaan yang besar.”

Bersabda Rasulullah s.a.w:

Jika mati anak Adam terputuslah amalannya melainkan tiga perkara: Ilmu yang boleh dimanfaatkan, sedekah jariah (yang manfaatnya terus-menerus) serta anak yang saleh yang mendoakannya (dengan yang baik).

Bukankah untuk mendapatkan anak yang soleh & solehah itu harus melalui nikah terlebih dahulu.

Berkata Ibnu Abbas r.a.:

Belum sempurna ibadat orang yang beribadat sehingga ia menikah.

Nikmat bernikah

Nikmat bernikah sebenarnya terlalu indah dari yang kalian bayangkan. Nikmat itu bukan hanya pada hubungan jasmani, bukan hanya kerana bersatunya emosi suami isteri tapi lebih besar dari itu. Nikmat bernikah itu ada pada hati-hati yang berusaha dihidupkan dengan iman.

Sangat indah saat hati mampu merasai kurnia Allah yang Maha Penyayang. Dia yang menitiskan sakinah, ketenangan dan kenyamanan berada dalam kasih sayang berpasangan. Cinta yang mengalir sebening air yang menyejukkan hati-hati yang beriman.

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal soleh, kelak Allah yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang"
(Surah Maryam ayat 96)

Indahnya menikah saat hati mampu merasa syukur atas limpahan rahmat Allah yang melingkari segenap kehidupan. Allah berkehendak menitipkan cinta dan rindu sesama suami dan isteri, hingga kalian menikmati kebahagiaan.

"Ya Allah... Kasih sayangMu terlalu hebat.. terlalu agung.. Allah Yang Maha Mulia, Maha Pemurah, segala puji bagiMu Ya Allah.. yang membenihkan kecintaan dan kerinduan di hati-hati kami suami isteri."

Dia – pasangan kita - insan yang berbeza. Datang dari keluarga dan latarbelakang berbeza. Namun dengan iman, kalian melayani pasangan dengan baik, penuh kasih sayang dan kelembutan. Kalian meminta-minta pada Allahur Rahman.

"Ya Allah Yang Maha Memberi Petunjuk... Tunjukilah kami dengan akhlak yang baik, jauhkan lah kami dari akhlak yang buruk."

Karakter pasangan yang menguji perasaan, dihadapi dengan iman. Kalian bermujahadah untuk menolak kesalahan pasangan dengan cara yang lebih baik. Hingga kasih sayang semakin merimbun di dalam rumahtangga itu.

"Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia"
(Surah Fussilat ayat 34)

Dengan iman, kalian saling berkhidmat pada pasangan hanya kerana mengharap keredhaan Tuhan. Hati-hati berusaha diikhlaskan.

Seorang isteri... senyuman, perkataan, perbuatan, teguran, masakan, kebersihan, kelembutan, belaian, penjagaan zuriat dan rumahtangga seluruhnya mengharap pertolongan Allah Yang Maha Membantu.

Seorang suami... harta benda, kediaman, kenderaan, kewangan, perhatian, kasih sayang, nafkah zahir batin pasangan, kebahagiaan rumahtangga yang dipimpin dan diusahakan.. SemuaNYa kerana keyakinan dan ketaqwaan kepada Tuhan.

Apabila suami dan isteri berusaha membugarkan iman dan apabila pernikahan digerakkan di landasan iman.. itulah syurga dunia yang diidamkan.


2 comments:

  1. indahnya kalau semuanya kerana Allah.. semua pon dapat pahala.. itulah hikmah pernikahan apa saja kita lakukan utk pasangan, dapat pahala... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. rumahtangga itu ladang pahala
      segala apa yang suami & isteri buat masing-masing untuk pasangan dan untuk anak-anak kemudian.. Semuanya pahala.. Kerana Allah :)

      Kerana itu jugak jangan lupa, syaitan suka untuk ganggu rumahtangga anak cucu adam.. Sebab mudahnya nak dapat pahala..

      Malah rumah tangga itu salah sebuah taman-taman syurga di dunia - Baiti Jannati

      Delete